Perkenalkan nama saya Oji, saya merupakan bapak dari satu orang anak yang tinggal di desa terpencil di jawa tengah. Saya merupakan petani kecil yang memiliki sepetak tanah hasil dari warisan mendiang bapak saja dahulu, yang biasa saya tanami padi dan beberapa sayuran.
Letak tanah tersebut jauh dari perumahan warga pinggir sawah dan berada diujung dekat kebun yang dikenal angker oleh masyarakat desa tempat saya tinggal. Ada Berbagai cerita seram yang sudah terkenal di kalangan masyarakat desa mengenai kebun itu, seperti adanya buto ijo, bola api terbang (banas pati), kuntilanak dan yang paling terkenal adalah endas buntung (hantu tanpa kepala) yang membawa arit (sabit) yang sering meresahkan.
Mendengar cerita tersebut saja membuat orang tidak ada yang berani untuk memasuki pinggiran wilayah kebun itu termasuk sawah milik saya. Saya sendiri merasa takut mengenai hal itu, tetapi demi menghidupi anak dan istri dirumah saya rela melakukan apapun termasuk menanami padi dipetakan sawah dekat kebun angker itu.
Semua cerita horor tersebut pun saya tepis dan saya anggap semuanya baik-baik saja, sampai suatu ketika dimalam jumat keliwon saya yang ingin membakar dami padi hasil panen minggu lalu melihat sendiri kejadian seram dikebun itu.
Ceritanya, pada sore hari saya meminta tolong kepada beberapa teman dan tetangga untuk menemani membakar dami padi di tanah dekat kebun itu nanti malam, tetapi semuanya pada menolak karena takut terjadi hal yang tidak-tidak. Sampai waktu sholat magrib masih tidak ada orang yang mau menemani.
Maka setelah sholat magrib saya mantap berangkat sendirian dengan berbekal senter, dan perbekalan lainya. "Bismillahirrahmanirrahim" saya berangkat ya bu, izinku pada istri yang juga khawatir terjadi apa-apa karena malam ini tepat malam jumat keliwon.
Sesampainya disana, seperti biasanya saya menaruh sepeda digubuk kecil yang saya bangun dan menaruh perbekalan, gubuk kecil itu saya buat letaknya di pinggiran kebun itu, karena tidak ada lagi lahan yang luas untuk membuat gubuk.
Setelah itu saya mengambil senter dan membawa garukan dami padi untuk mulai mengumpulkan dami padi menjadi satu dan membakarnya. Setelah kira-kira jam 11 malam dami padi baru bisa dikumpulkan menjadi satu.
Ceritanya setelah itu saya berniat ingin minum dan mengambil korek api yang saya letakan di gubuk untuk membakar dami padi.
Tetapi belum juga sampai digubuk, dari kejauhan saya melihat sesosok orang yang berdiri didepan pintu dengan membawa arit (sabit), orang itu hanya kelihatan sampai badannya saja, karena gubuk yang kecil. Perlahan tapi pasti saya mendekati gubuk sampai didepan gubuk saya menanyakan orang tersebut.
"Maaf bapak siapa?" Tanyaku, tetapi sosok itu diam tidak menjawab, karena saya mengira itu adalah petani yang sedang mampir saya melangkah ke gubuk dengan menundukan badan.
Alangkah terkejutnya saya ketika melihat sesosok badan tanpa kepala, berdiri tepat didepan saya. Saya ingin lari tetapi saya mematung tidak bisa bergerak. Saya melihat sarah segar keluar dari leher tanpa kepala itu dan mencium bau busuk, saya terus berontak dan membaca surat pendek didalam hati supaya kaki saya dapat digerakan.
Saya semakin terkejut ketika badan itu kemudian nendekati saya dan mengacungkan sabit itu tepat kepala saya sepeti ingin memotong leher, sebelum sabit itu diayungkan syukur kaki saya dapat digerakan. Dengan cepat saya menghindar dan lari sekencang-kencangnya meninggalkan gubuk dan pekerjaan saya.
Sesampainya dirumah saya menceritakan semuanya kepada istri saya, dengan keringan bercucuran dan jantung berdetak kencang tidak karuan. Setelah merasa tenang saya sholat isa dan lekas tidur bersama istri.
Keesokan harinya cerita horor yang saya alami itu menyebar dengan cepat di desa, dan banyak warga yang mengunjungi rumah untuk memastikan kebenaran cerita itu.
Setelah mereka mengetahui kebenaran cerita itu, siangnya tetangga dan beberapa teman dengan suka rela mengambilkan sepeda dan perbekalan pada malam itu. Dan banyak warga yang ingin membantu membakar dami padi pada malam harinya.
Dikirim Oleh Oji Saputra
Cerita Horor "Hantu Tanpa Kepala"